Startup Digital

Kebanyakan orang berpikir dan memulai suatu usaha itu dari keahlian apa yang dia miliki, kemudian membuat suatu produk atau jasa layanan berdasarkan keahliannya atau keinginannya tersebut. Sepintas itu wajar, tetapi pertanyaanya adalah, apakah produk dan jasa layanan itu memang dibutuhkan oleh masyarakat? , sesuai dan pas dengan kebutuhan pasar?.

Cerita pertama, seorang dengan keahlian mendesain dan menyablon dan ingin membuat produk kaos dengan desain yang keren dan bahan yang paling bagus. Pertama dia membuat banyak desain yang dianggapnya keren, membeli peralatan menyablon, membeli bahan kaos terbaik, memotong bahan, menyablon, menjahit, mengemas hingga kaos sudah siap dijual. Kemudian dia menentukan harga dan mulailah dia berjualan kaos di sebuah car freeday. Selama beberapa minggu, akhirnya dia baru mengetahui, desainnya yang dianggapnya keren tidak disukai, harga kaosnya terlalu mahal, dan terjual sedikit. Padahal dia sudah menghabiskan modal banyak , menghabiskan waktu beberapa bulan, dan mulai kehabisan uang.

Cerita kedua dimulai dari seseorang yang memiliki keahlian dan menyukai desain, melakukan pengamatan dan riset terlebih dulu, mulai dari desain yang sedang trend, harga kaos rata-rata yang dijual, apa saja produk yang sudah ada lain sebagainya. Kemudian dia membuat asumsi-asumsi siapa target pasar dan yang  membutuhkan kaos yang akan dibuatnya.

Pertama yang dia lakukan, memasang desainnya tersebut melalui sosial media, instagram, facebook dan twitter. Dia membuat story telling dari desainnya itu, berinteraksi dengan pengunjung sosial medianya, konsisten, fokus, menganalisis desain apa yang di respon bagus oleh pengunjung. Kemudian meminta masukan, pendapat yang digunakan untuk memperbaiki desainnya itu dan akhirnya dia memiliki banyak fans yang menyukai desain-desainnya.

Setelah itu dia mulai mempromosikan membuat kaos dengan desain-desain tersebut, Satu persatu, order mulai berdatangan, mulai memproduksi stok kaos, mendapatkan order tetap dari beberapa toko yang membutuhkan desain unik dan selalu berganti seiring waktu. Dia berhasil memenuhi kebutuhan pasar yang sesuai targetnya, dia juga memberikan solusi bagi toko-toko yang kemudian menjadi langganan tetapnya. Dia memulai dengan modal tidak besar, membangun fans base dan komunitas dengan sosial media, memenuhi kebutuhan pasar, dan usahanya tumbuh karena memiliki pasar yang luas dengan menggunakan sosial media dan internet.

Bagaimana dengan Startup Digital?, cerita kedua lebih dekat dengan Startup Digital, tentu tidak sesederhana itu, startup Digital membutuhkan analisis dan riset lebih mendalam, membangun tim, menemukan masalah yang dialami oleh banyak orang, menentukan solusi masalah tersebut, membuat produk atau layanan dasar, meluncurkan dengan cepat dalam waktu yang tepat, menganalisa dan mengukur respon pengguna, memperbaikinya, meluncurkan versi perbaikan, dan mengulang langkah itu terus menerus sehingga menjadi solusi yang pas bagi masalah tersebut.

Untuk itu dibutuhkan para pendiri (Founder) Startup Digital yang memiliki passion, semangat, keahlian, aksi nyata yang bisa diukur dan bekerjasama sebagai tim yang saling melengkapi. Kolaborasi dengan entitas eksternal, tentu juga dibutuhkan yaitu dengan korporasi, dengan startup lain, dan juga dengan komunitas.

Oleh karena itu saya sangat setuju dengan advise “Don’t Start a Business, Solve a Problem” dalam membangun  Startup Digital, ketika kita membangun produk yang bisa menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat, dan masyarakat mau bertukar nilai ekonomi karena sudah terbantu, sudah tentu kita telah membangun bisnis itu sendiri sekaligus bermanfaat bagi masyarakat.




** Ingin membangun Startup Digital? ... anda bisa memulainya dari sini #1000StartupDigital